dellanursyam/08_ cantik itu luka hal 359
Namun suatu pagi tiba-tiba ia keluar dari rumah dengan pakaian rapi, membuat ibunya terkejut dan memandangnya dengan cara aneh ketika ia keluar dari pintu dan melangkah menuju jalan. Dan itu mem-buat penduduk kota secepat air bah langsung memenuhi jalanan, demi mendengar kabar angin bahwa Kamerad Kliwon yang itu menampakan dirinya kembali di jalan-jalan kota. Mereka melihatnya melintasi Jalan Pramuka, Jalan Rengganis, Jalan Kidang, Jalan Belanda, Jalan Merdeka dan banyak jalan lainnya. Itu mengingatkan banyak orang pada keru munan orang-orang yang melihatnya beberapa waktu lalu digiring para prajurit untuk dijebloskan ke dalam tahanan.
Dan sebagaimana ketika ia digiring para prajurit, ia berjalan dengan keacuhan yang luar biasa. Menganggap para penonton yang berjejalan itu tak lebih sedang melihat karnaval kota yang secara imajiner ia bayangkan mengiringinya di belakang. Kenyataannya memang ada orang-orang, dan jumlahnya semakin banyak, mengikutinya di belakang didorong rasa penasaran ke mana ia akan pergi. Beberapa yang lain hanya berdiri di jendela-jendela mereka jika rumahnya di pinggir jalan.
"Jika kamu tahu, kemana kamu akan pergi?" tanya seseorang. "Ujung jalan," jawabnya singkat.
Itu kalimat pertamanya setelah ia keluar dari rumah sakit, dan orang-orang mendengarnya dalam satu sensasi seolah mendengar se-ekor orangutan bicara. Banyak di antara mereka berpikir bahwa ia akan menuju markas Partai Komunis lama yang telah menjadi puing-puing sisa pembakaran dan ia akan memproklamasikan kembali berdirinya Partai Komunis. Beberapa orang menduga ia akan bunuh diri meneng-gelamkan diri ke laut, tapi semuanya serba tak pasti maka mereka terus mengikutinya. Sungguh-sungguh seperti iring-iringan karnaval.
Ketika ia melewati alun-alun kota, orang dibuat terpukau ketika ia tiba-tiba memetik setangkai bunga mawar dan menciumi harumnya de-mikian syahdu, membuat banyak gadis nyaris tak sadarkan diri melihat pemandangan tersebut.
Komentar
Posting Komentar